Minggu, 05 Januari 2014

Argulus sp

1.      Argulus sp
Argulus sp. merupaKan ektoparasit ikan yang menyebabkan argulosis.Akibat yang ditimbulkan oleh infeksi Argulus sp. pada ikan adalah beberapa sisiktubuh terlepas, terdapat titik-titik merah pada kulit, insang berwama kehitam-hitaman dan timbulnya lendir (mukus) yang berlebih pada sirip. Pertahananpertama ikan terhadap serangan penyakit berada di permukaan kulit, yaitu mukus,jaringan epitelia, insang. Mukus melapisi selumh permukaan integumen ikan,termasuk kulit, insang dan pemt. Pada saat terjadi infeksi atau iritasi fisik dankimiawi, sekresi mukus meningkat. Lapisan mukus secara tetap dan teratur akandiperbarui sehingga kotoran yang menempel di tubuh ikan juga ikut dibersihkan.Mukus ikan mengandung lisosim, komplemen, antibody (IG M) dan proteaseyang berperan untuk mendegradasi dan mengeliminer patogen (Awik dkk 2007).Parasit ini masuk ke dalam tempat pemeliharaan biasanya melaluipergesekan antar kulit ikan yang terinfeksi Argulus sp. Sifat parasitik Argulus sp.cenderung temporer yaitu mencari inangnya secara acak dan dapat berpindahdengan bebas pada tubuh ikan lain atau bahkan meninggalkannya. Hal ini dapatdilakukan karena Argulus sp. mampu bertahan hidup selama beberapa hari di luartubuh ikan (Daelani 2001).Handajani (2005) menjelaskan bahwa Argulus sp. merupakan salah satuektoparasit yang termasuk dalam phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelasEntomostraea, ordo Copepod, subordo Branchiora, family Argulidae, genusArgulus dan spesies Argulus indicus.

Menurut Handajani (2005) Argulus sp. menempel pada ikan denganmenggunakan alat penghisap. Argulus sp. berbentuk seperti kutu berwamakeputih-putihan sehingga disebut kutu ikan. Sedangkan Rachmatun (1983)menjelaskan bahwa ^rgw/M5 sp. memiliki bentuk bulat pipih (oval) dan transparanserta dilengkapi alat untuk mengkaitkan tubuhnya pada inang dengan menempelpada bagian tubuh ikan. Tubuh Argulus sp. terdiri dari dua bagian yaituCephalothorax dan abdomen pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemukdan sebuah mata naupilus yang mulai terbentuk pada stadia naupilus. PadaCephalothorax bagian ventral sebelah anterior mata terdapat dua pasang antenna,pada bagian beiakang mata terdapat alat penusuk dan kelenjar racun serta belalaiuntuk menghisap darah inang.Kabata (1985) menjelaskan bahwa ikan yang terserang parasit ini akanmenunjukkan gejala klinis seperti : lesu, berdiam di sudut kolam, nafsu makanhilang, kulit kusam, sirip koyak kadang terkelupas, sisik lepas, luka berdarah yangberkembang menjadi hyperplasia dan nekrosis. Ikan yang terserang Argulus sp.sering menunjukkan tanda gatal-gatal (menggosok-gosokkan tubuh pada benda-benda dalam air), ini disebabkan aktifitas parasit yang mengambil makanan.Infeksi Argulus sp. juga dapat mendukung infeksi sekunder yang disebabkan olehbakteri. Argulus sp. atau kutu ikan mempakan ektoparasit yang menempel padabagian luar tubuh ikan.Argulus sp. berkembang biak dengan kopulasi, melekatkan telumya padasubstrat yang keras seperti batu atau kayu. Jumlah telur berkisar 20 - 300 butir.Panjang telur ±0,28 - 0,30 mm dan lebamya 0,22 - 0,24 mm. Telur akan menetassetelah berumur 12 hari pada suhu 15,2 ''C - 26,1 "C. larva yang baru menetas iniakan mati, bila dalam waktu 36 jam tidak menemukan inangnya. Perkembanganstadium larva hingga menjadi dewasa melalui tujuh stadium. Dewasa yang hiduptanpa inang bila lebih dari 9 hari akan mati (Kabata 1985).

Awik, P. D. N., Hidayati D., Ressa P., Setiawan. E. 2007. Pola Distribusi Anisakis sp Pada Usus Halus Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) yang Tertangkap di TPI Brondong, Lamongan. Prodi Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Lab. Zoologi. Alumni Prodi Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Daelani, A. S. 2001. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta
Handajani, H. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. Universitas Muhammadiyah. Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar