1.
Argulus sp
Argulus sp. merupaKan
ektoparasit ikan yang menyebabkan argulosis.Akibat yang ditimbulkan oleh
infeksi Argulus sp. pada ikan adalah beberapa sisiktubuh terlepas, terdapat
titik-titik merah pada kulit, insang berwama kehitam-hitaman dan timbulnya
lendir (mukus) yang berlebih pada sirip. Pertahananpertama ikan terhadap
serangan penyakit berada di permukaan kulit, yaitu mukus,jaringan epitelia,
insang. Mukus melapisi selumh permukaan integumen ikan,termasuk kulit, insang
dan pemt. Pada saat terjadi infeksi atau iritasi fisik dankimiawi, sekresi
mukus meningkat. Lapisan mukus secara tetap dan teratur akandiperbarui sehingga
kotoran yang menempel di tubuh ikan juga ikut dibersihkan.Mukus ikan mengandung
lisosim, komplemen, antibody (IG M) dan proteaseyang berperan untuk
mendegradasi dan mengeliminer patogen (Awik dkk 2007).Parasit ini masuk ke
dalam tempat pemeliharaan biasanya melaluipergesekan antar kulit ikan yang
terinfeksi Argulus sp. Sifat parasitik Argulus sp.cenderung temporer yaitu
mencari inangnya secara acak dan dapat berpindahdengan bebas pada tubuh ikan
lain atau bahkan meninggalkannya. Hal ini dapatdilakukan karena Argulus sp.
mampu bertahan hidup selama beberapa hari di luartubuh ikan (Daelani
2001).Handajani (2005) menjelaskan bahwa Argulus sp. merupakan salah
satuektoparasit yang termasuk dalam phylum Arthropoda, kelas Crustacea,
subkelasEntomostraea, ordo Copepod, subordo Branchiora, family Argulidae,
genusArgulus dan spesies Argulus indicus.
Menurut Handajani
(2005) Argulus sp. menempel pada ikan denganmenggunakan alat penghisap. Argulus
sp. berbentuk seperti kutu berwamakeputih-putihan sehingga disebut kutu ikan.
Sedangkan Rachmatun (1983)menjelaskan bahwa ^rgw/M5 sp. memiliki bentuk bulat
pipih (oval) dan transparanserta dilengkapi alat untuk mengkaitkan tubuhnya
pada inang dengan menempelpada bagian tubuh ikan. Tubuh Argulus sp. terdiri
dari dua bagian yaituCephalothorax dan abdomen pada bagian kepala terdapat
sepasang mata majemukdan sebuah mata naupilus yang mulai terbentuk pada stadia
naupilus. PadaCephalothorax bagian ventral sebelah anterior mata terdapat dua
pasang antenna,pada bagian beiakang mata terdapat alat penusuk dan kelenjar
racun serta belalaiuntuk menghisap darah inang.Kabata (1985) menjelaskan bahwa
ikan yang terserang parasit ini akanmenunjukkan gejala klinis seperti : lesu,
berdiam di sudut kolam, nafsu makanhilang, kulit kusam, sirip koyak kadang
terkelupas, sisik lepas, luka berdarah yangberkembang menjadi hyperplasia dan
nekrosis. Ikan yang terserang Argulus sp.sering menunjukkan tanda gatal-gatal
(menggosok-gosokkan tubuh pada benda-benda dalam air), ini disebabkan aktifitas
parasit yang mengambil makanan.Infeksi Argulus sp. juga dapat mendukung infeksi
sekunder yang disebabkan olehbakteri. Argulus sp. atau kutu ikan mempakan
ektoparasit yang menempel padabagian luar tubuh ikan.Argulus sp. berkembang
biak dengan kopulasi, melekatkan telumya padasubstrat yang keras seperti batu
atau kayu. Jumlah telur berkisar 20 - 300 butir.Panjang telur ±0,28 - 0,30 mm
dan lebamya 0,22 - 0,24 mm. Telur akan menetassetelah berumur 12 hari pada suhu
15,2 ''C - 26,1 "C. larva yang baru menetas iniakan mati, bila dalam waktu
36 jam tidak menemukan inangnya. Perkembanganstadium larva hingga menjadi
dewasa melalui tujuh stadium. Dewasa yang hiduptanpa inang bila lebih dari 9
hari akan mati (Kabata 1985).
Awik, P. D. N., Hidayati
D., Ressa P., Setiawan. E. 2007. Pola Distribusi Anisakis sp Pada Usus Halus
Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) yang Tertangkap di TPI Brondong, Lamongan.
Prodi Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Lab. Zoologi.
Alumni Prodi Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Daelani,
A. S. 2001. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta
Handajani, H. 2005. Parasit dan Penyakit
Ikan. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar