PARAMETER BAHAN
ORGANIK (BO)
I.
Pengertian
Bahan Organik
Bahan organik
merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh
bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa
mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari
sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan
pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan
menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah
terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan
sisa-sisa tanaman atau binatang. Faktor yang pengaruhi kandungan BO tanah
adalah iklim, vegetasi, topografi, waktu, bahan induk dan pertanaman
(cropping). (Anonim, 2013).
Stevenson (1982)
menyajikan proses dekomposisi BO dengan urutan sebagai berikut :
-
Fase
perombakan bahan organik segar. Proses ini akan merubah ukuran bahan menjadi
lebih kecil.
-
Fase
perombakan lanjutan, yang melibatkan kegiatan enzim mikroorganisme tanah. Fase
ini dibagi lagi menjadi beberapa tahapan:
a.
Tahapan
awal: dicirikan oleh kehilangan secara cepat bahan-bahan yang mudah
terdekomposisi sebagai akibat pembafaatan BO sebagai sumber karbon dan energi
oleh mikro organisme tanah, terutama bakteri. Dihasilkan sejumlah senyawa
sampingan (by products) seperti: NH3, H2S, CO2, asam organik dan lain-lain.
b.
Tahapan
tengah: terbentuk senyawa organik tengahan/antara (intermediate products) dan
biomasa baru sel organisme)
c.
Tahapan
akhir: dicirikan oleh terjadinya dekomposisi secara berangsur bagian jaringan
tanaman/hewan yang lebih resisten (mis: lignin). Peran fungi dan Actinomycetes
pada tahapan ini sangat dominan
-
Fase
perombakan dan sintesis ulang senyawa-senyawa organik (humifikasi) yang akan
membentuk humus.
II.
Sumber
Bahan organik
Sumber primer
bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan
buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis
sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut.
Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti
selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu
nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik
karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam
proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami
dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan
tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik
dari seluruh makhluk hidup.
III.
Pencemaran
Air Bahan Organik
Sampah yang
dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung
senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu,
sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan,
tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah
tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut
terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan
oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain
itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan
menghasilkan gas H2S yang berbau busuk. Bahan organik yang larut dalam air akan
mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun
dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat,
kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini
merupakan petunjuk biologis (Bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan
organik dari limbah pemukiman.
IV.
Pengaruh
Bahan Organik
Adapun pengaruh
yang ditimbulkan oleh bahan organic terhadap perairan dan lingkungan sekitar diantaranya
adalah terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan
oksigen (O2), terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
(eurotrifikasi), pendangkalan dasar perairan, tersumbatnya penyaring reservoir
dan menyebabkan perubahan ekologi, dalam jangka panjang adalah kanker dan
kelahiran cacat, akibat penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain
membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna
terutama predator, kematian biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung,
mutasi sel, kanker, dan leukemia, dapat menyebabkan banjir, erosi, kekurangan
sumber air, dapat membuat sumber penyakit, tanah longsor dan dapat merusak
ekosistem sungai.
Sumber :
Anonim.
2013. Bahan Organik. http://cms.1m-bio.com/bahan-organik/. Diakses pada
tanggal 28 september 2013 pukul 20:14 Yogyakarta.
Stevenson,
F.T. 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons. New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar