Sabtu, 28 September 2013

Guppy

SIFAT BIOLOGIS DAN HABITAT DARI IKAN GUPPY (Poecilia reticulata)
Ikan guppy adalah sejenis ikan yang melahirkan anaknya atau bersifat ovovivipar. Ikan guppy berasal dari Amerika Selatan, yaitu dibagian utara Amozon, seperti Antilla, Trinidad, Winwards Island, Barbados, Venezuela dan Guyana. Sekarang ikan guppy telah tersebar keseluruh penjuru dunia. Ikan guppy memiliki dimorfisme dan dikromatisme, yaitu ada perbedaan bentuk dan warna berdasrkan jenis kelamin. Ikan guppy jantan memiliki pola warna yang menarik dan beragam, bahkan muncul istilah bahwa tidak ada dua ekor ian guppy yang berwarna sama. Dengan seleksi yang intensif, Negara Singapura telah berhasil mengembangkan berbagai strain ikan guppy (Zairin, Muhammad, 2013).
A.    Habitat
Guppy awalnya hidup di rawa air payau tapi cenderung hidup di air tawar. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruly (2008), bahwa di habitat aslinya ikan ini tumbuh dan berkembang di perairan air tawar dan beberapa di antaranya juga ada yang hidup di perairan air payau. Di awal penyebarannya di Singapura, guppy digunakan untuk mengontrol populasi nyamuk di rawa hutan bakau. Pada perkembangannya, guppy liar terns berkembang biak di tempat umum seperti saluran air, got, sungai, dan kanal.
B.     Sifat Biologis
1.      Reproduksi
Ikan ini berkembang biak dengan cara beranak sehingga pemijahannya tergolong mudah. Induk jantan mempunyai warna yang cerah, tubuh yang ramping, sirip punggung yang lebih panjang, mempunyai gondopodium (berupa tonjolan memanjang di belakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal berupa sirip panjang. Untuk indukan betina mempunyai tubuh gemuk, warna yang kurang cerah, sirip punggung kecil, sirip perut berupa sirip yang halus. Selain warna, bentuk dasar ekor ikan guppy juga bervariasi. Menurut Zairin (2013) Ikan guppy jantan memeiliki gonapodium, yaitu semacam alat untuk menyalurkan sperma kedalam tubuh ikan betina pada saat kawin. Ikan betinya berbentuk lebih montok dan perutnya memnbulat, tetapi warnanya tidak menarik. Ukuran tubuh ikan guppy jantan dapat mencapai panjang 3-5 cm, sedangkan betinya bisa mencapai panjang 5 cm. Guppy dibagi berdasarkan bentuk ekornya yaitu wide tail (ekor lebar), sword tail (ekor panjang), dan short tail (ekor pendek). Anak guppy yang baru lahir sudah langsung dapat berenang dengan baik. Hal ini terjadi karena proses pembuahan guppy secara internal yaitu perkawinan terjadi pada saat organ gondopodium yang terletak pada sirip anal dimasukkan ke dalam organ telur betina. Guppy jantan yang akan mengejar betina siap kawin. Setiap kali perkawinan dapat dijadikan 3 kali kelahiran. Waktu kelahiran berkisar 3 minggu dan seekor betina dapat menghasilkan 60 ekor burayak.

   2.      Pemijahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pemijahan ikan guppy adalah:
Pemilihan induk
a. Ciri-ciri induk jantan dan betina

1) Induk Jantan
•    Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
•           Tubuhnya ramping.
•           Warnanya lebih cerah.
•           Sirip punggung lebih panjang.
•           Kepalanya besar.
2) Induk Betina

•           Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
•           Tubuhnya gemuk
•           Warnanya kurang cerah.
•           Sirip punggung biasa.
•           Kepalanya agak runcing.




b. hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan
•           Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan jernih.
•           Suhu air berkisar antara 15 - 270C.
•           pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 - 8.
•           Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.
c. Teknik pemijahan
•           Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh  yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
•           Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa  pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
•           Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya (Tarwiyah, 2001).
3.      Pemeliharaan Larva
-          Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 - 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
-          Setelah mencapai ukuran medium (2 - 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 - 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
-          Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dan lain-lain.
-          Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat merusak kualitas air.
-          Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh,  karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan  setiap 2 - 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu  penyiphonan sebanyak 10 sampai 20% dapat diganti dengan air yang baru (Tarwiyah, 2001).

4.      Pembesaran
Untuk pembesaran dapat dilakukan di aquarium ukuran 100 x 35 x 50 cm dan dapat diisi anak Guppy yang baru menetas 8-10 hari sebanyak 200 - 250 ekor. Air yang digunakan sebaiknya air yang telah diendapkan selama sehari semalam. Kualitas air selama pembesaran harus diperhatikan seperti halnya pada saat pemijahan. Pada aquarium pembesaran diberikan perlengkapan aerator dan tempat persembunyian. Dari usaha pembesaran, Guppy biasanya dipanen saat mencapai 5-7 cm (Tarwiyah, 2001).
5.      Pakan
Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 - 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 - 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 - 7 cm) dapat diberi makanan cuk. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air (Tarwiyah, 2001). 
6.      Penanganan hama dan penyakit
            Penyakit yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur tumbuh dengan cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan selalu tumbuh dengan kondisi tertentu. Mereka berkembang mempunyai siklus tertentu berupa spora kemudian berubah menjadi organisme yang disebut miselium. Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti benang/ulir dan membentuk jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis. Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy adalah mycobacterium piscium, juga beberapa penyebab lainnya.
Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan secara efektif harus melakukan diagnosa yang akurat, sehingga dapat mengatasi penyakit yang timbul. Penyakit yang umum menyerang ikan guppy adalah  sebagai berikut :
a. Saprolegnia.
Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan. Perawatannya teteskan alkohol metapen dalam  tempat sebanyak 2 tetes dalam satu galon air/4 1,12) liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan biarkan beberapa saat. Berikan hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada jaring ikan selama 15 sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite green atau methyline blue atau acriflavin sebagai disinfektan. Cara perawatan ikan yang terkena infeksi bakteri sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum mengobati.
b. Penyakit Bengkak atau Bloa
Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini disebabkan karena peradangan usus ikan. Isolasi ikan yang terkena, lalu masukkan ke dalam satu galon air yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam, kemudian tambahkan air selama 12 jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat asal.
c. Jamur Mulut
Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang terletak di depan mulutnya. Jamur putih tersebut  merupakan koloni sangat besar yang menempel pada mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai tidak bisa bernapas dan makan dapat menyebabkan ikan mati. Pengobatan menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air tambahkan 1 tetes obat merah dan metopen 2 tetes.
d. Penyakit Insang
Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh organisme virus. Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan selalu di atas permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri dan jamur dan paling sulit untuk diatasi. Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat dari badannya. Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan memberikan metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara bersamaan kemudian lakukan perawatan dengan menggunakan air garam dan memberikan tempat yang lebih besar dan luas.
e. Penyakit Kembung
Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit berenang ke dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris tiap 1/2 liter air, dan rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian pindahkan ikan ke dalam tempat yang ketinggian airnya 3 kali tinggi badan ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah umum diketahui, misalnya kutu atau jarum.

Sumber:

Ruly, 2008. Ikan Guppy. Diakses dari Asyik nge-net.co.htm Pada tanggal 29 September 2013. Pukul 00:31 WiB Yogyakarta.
Tarwiyah 2001. Budidaya Ikan Hias Live Bearer. Diakses dari http://www.ristek.go.id dinas perikanan DKI Jakarta Pada tanggal 29 September 2013. Pukul 00:45 Yogyakarta.

Zairin, Muhammad. 2013. Kiat Memijahkan Ikan Hias Secara Teratur. Digreat Publishing. Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar