SELEKSI
AHMAD
HUSEIN
11/313633/PN/12327
A.
TUJUAN
-
Mendapatkan indukan yang berkualitas
dalam pemijahan
-
Memperoleh bibit unggul
-
Pemurniaan spesies untuk memperbaiki
sifat yang terukur
-
Mendapatkan ikan yang bagus untuk
dipasarkan (ikan hias)
-
Mendapatkan fenotif yang diharapkan
B.
ALAT
DAN BAHAN
Alat Bahan
-
Aquarium -
ikan Guppy
-
Penggaris - pakan D0
-
Timbangan
-
Selang
-
Aerasi
-
seser
C.
CARA
KERJA
Disiapkan tempat pemeliharaan ikan guppy
↓
Diukur panjang dan total berat ikan guppy, @10
ekor/aquarium
↓
Diisi tempat pemeliharaan dengan ikan guppy, @40
ekor/aquarium
↓
Ditentukan jadual pemberiaan pakan dan penyifonan
↓
Dipelihara ikan selama 3 minggu
↓
Diukur panjang dan berat total ikan guppy, @10
ekor/aquarium saat panen
D.
HASIL
PENGAMATAN
Data tebar awal
|
|||||||||||
kelompok
|
Kelompok 1
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
Kelompok 4
|
Kelompok 5
|
||||||
No
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
|
1
|
2
|
0.31
|
3.2
|
0.29
|
2.5
|
0.32
|
3
|
0.22
|
3
|
0.48
|
|
2
|
2.5
|
0.38
|
3
|
0.53
|
3
|
0.27
|
3.5
|
0.45
|
3.5
|
0.35
|
|
3
|
2.2
|
0.19
|
3.1
|
0.31
|
3.5
|
0.38
|
2.5
|
0.23
|
3.5
|
0.36
|
|
4
|
2.9
|
0.24
|
3
|
0.24
|
3
|
0.43
|
3
|
0.21
|
3.5
|
0.46
|
|
5
|
3
|
0.48
|
3
|
0.27
|
3
|
0.33
|
3
|
0.28
|
2
|
0.22
|
|
6
|
2.5
|
0.26
|
2.5
|
0.3
|
2.5
|
0.21
|
3
|
0.2
|
2.5
|
0.34
|
|
7
|
3.2
|
0.39
|
2.8
|
0.26
|
3
|
0.25
|
3
|
0.21
|
2.5
|
0.29
|
|
8
|
2.5
|
0.23
|
2.2
|
0.19
|
3.3
|
0.33
|
3.5
|
0.43
|
2
|
0.21
|
|
9
|
2.6
|
0.23
|
3
|
0.52
|
3
|
0.18
|
3
|
0.25
|
3
|
0.23
|
|
10
|
3
|
0.31
|
2.3
|
0.26
|
2
|
0.11
|
1.5
|
0.13
|
3.5
|
0.29
|
|
Jumlah
|
26.4
|
3.02
|
28.1
|
3.17
|
28.8
|
2.81
|
29
|
2.61
|
29
|
3.23
|
|
Tertinggi
|
3.2
|
0.48
|
3.2
|
0.53
|
3.5
|
0.43
|
3.5
|
0.45
|
3.4
|
0.48
|
|
terendah
|
2
|
0.19
|
2.2
|
0.19
|
2
|
0.11
|
1.5
|
0.13
|
2
|
0.21
|
|
Rata-rata
|
2.64
|
0.302
|
2.81
|
0.317
|
2.88
|
0.281
|
2.9
|
0.261
|
2.9
|
0.323
|
|
Tabel 1: Data panjang berat penebaran awal
Data panen
|
|||||||||||
kelompok
|
Kelompok 1
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
Kelompok 4
|
Kelompok 5
|
||||||
No
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
L(cm)
|
W(gr)
|
|
1
|
3.5
|
0.3
|
3.5
|
0.82
|
3.5
|
0.6
|
2.5
|
0.17
|
3
|
0.42
|
|
2
|
3.5
|
0.35
|
3.7
|
0.72
|
4
|
0.7
|
3.5
|
0.3
|
3
|
0.32
|
|
3
|
3.5
|
0.35
|
2.3
|
0.17
|
3.5
|
0.68
|
3.6
|
0.39
|
4
|
0.37
|
|
4
|
4.5
|
0.43
|
2.2
|
0.37
|
4
|
0.8
|
3
|
0.23
|
3.5
|
0.55
|
|
5
|
4.5
|
0.38
|
4
|
0.93
|
4
|
0.43
|
2.5
|
0.29
|
3.3
|
0.69
|
|
6
|
4
|
0.35
|
2.5
|
0.47
|
3.5
|
0.31
|
4
|
0.51
|
3.1
|
0.28
|
|
7
|
4.5
|
0.48
|
3
|
0.37
|
4
|
0.58
|
3.5
|
0.57
|
3.5
|
0.31
|
|
8
|
3.5
|
0.23
|
3
|
0.68
|
3
|
0.72
|
3.5
|
0.37
|
3.8
|
0.55
|
|
9
|
4
|
0.31
|
2.5
|
0.32
|
3.5
|
0.38
|
3
|
0.3
|
3.5
|
0.23
|
|
10
|
3.5
|
0.2
|
2.5
|
0.32
|
3.5
|
0.3
|
3
|
0.21
|
3.5
|
0.49
|
|
Jumlah
|
39
|
3.38
|
29.2
|
5.17
|
36.5
|
5.5
|
32.1
|
3.34
|
34.2
|
4.21
|
|
Tertinggi
|
4.5
|
0.48
|
4
|
0.93
|
4
|
0.8
|
4
|
0.57
|
4
|
0.69
|
|
terendah
|
3.4
|
0.2
|
2.2
|
0.17
|
3
|
0.3
|
2.5
|
0.17
|
3
|
0.23
|
|
Rata-rata
|
3.9
|
0.338
|
2.92
|
0.517
|
3.65
|
0.55
|
3.21
|
0.334
|
3.42
|
0.421
|
|
Tabel II: Data panjang berat pemanenan
E.
PEMBAHASAN
Seleksi
merupakan suatu teknik pemuliaan ikan secara klasik untuk memperbaiki sifat
yang terukur. Prinsip dasar dari seleksi ini adalah mengeksploitasi sifat
additive dari alel-alel pada semua lokus yang mengontrol sifat terukur untuk
memperbaiki suatu strain ikan (Kirpichinkov, 1981). Jadi, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa seleksi merupakan suatu usaha pemilihan individu dari populasi
yang bertujuan untuk mendapatkan beberapa hal yang baik.
Menurut
Prihartono (2004), ada tiga teknik seleksi yang umum dilakukan oleh pembudidaya
untuk memperoleh induk dan benih yang unggul. Yaitu sebagai berikut :
a.
Seleksi individu
Seleksi
individu yaitu seleksi yang dilakukan secara individu atau perekor. Selanjutnya
dipilih benih yang terbaik yaitu yang mempunyai karakteristik yang sesuai
dengan standard dan yang telah dibakukan seperti tidak cacat fisik dan yang mempunyai
sifat-sifat unggul. Sebagai contohn ikan Nila Anjani yang merupakan hasil
seleksi individu di Balai Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Aik Mel, Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Ikan Nila Merah yang
merupakan hasil seleksi individu di Unit Kerja Budidaya Air Tawar Cangkringan,
Balai Teknologi Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
b.
Seleksi alamiah
Seleksi
alamiah merupakan seleksi yang secara kebetulan yaitu benih yang dijadikan
induk diperoleh dari induk-induk yang tidak jelas tapi mempunyai keunggulan
yang sesuai dengan standar baku. Contohnya Lobster air tawar.
c.
Seleksi massal
Seleksi
missal yaitu seleksi yang merupakan hasil pemijahan berbagai jenis induk yang
dimiliki. Seleksi yang dilakukan yaitu memilih benih hasil pemijahan yang
mempunyai keunggulan fisik seperti warna yang sesuai dengan induk, tubuh ikan
tidak cacat dan mempunyai sifat unggul dari induknya. Seleksi ini mudah untuk
dilakukan dan tidak memerlukan banyak kolam untuk melakukannya.
Sutisna
dan Sutarmanto (1996) menambahkan seleksi famili sebagai salah satu teknik
dalam seleksi. Seleksi ini dilakukan untuk memperoleh beberapa famili yang
merupakan keturunan dari pasangan-pasangan induk atau kelompok pasangan dalam
jumlah kecil yang merupakan hasil terbaik dari sifat-sifat yang dikehendaki.
Menurut Kirpichinkov (1991) mengemukakan bahwa cara seleksi dengan seleksi
famili cukup efektif karena heretabilitsanya tinggi.
Pemuliaan
ikan adalah ilmu terapan yang mempelajari bagaimana mengeksploitir komponen
keanekaragaman yang dapat diturunkan dari induk keanaknya untuk mengubah
populasi demu keuntungan manusia (Alawi, et al., 2006). Hal tersebut terbagi
menjadi dua macam yaitu seleksi perkawinan dan seleksi persilangan. Seleksi
perkawinan adalah program pengembangbiakan yang mencoba memperbaiki nilai
perkembangbiakan suatu populasi dengan menyeleksi dan mengawinkan ikan yang
unggul dengan harapan ikan yang terpilih akan mewariskan keunggulan mereka
kepada keturunan. Tujuan dari seleksi perkawinan adalah untuk menigkatkan mutu
dari keturunan suatu populasi yang sangat ditentukan oleh gen ikan tersebut
(Tave, 1995). Seleksi persilangan adalah program pengembangbiakan suatu family
dengan menyeleksi suatu populasi dari famili, tujuannya sama dengan seleksi
perkawinan, hanya saja ikan yang diseleksi berdasarkan dari famili ikan yang
akan diseleksi.
Tujuan
dari seleksi adalah untuk mendapatkan unduk yang mempunyai produktivitas yang
tinggi dengan cirri morfologi yang dikehendaki dan dapat diturunkan.
Produktivitas yang tinggi ini terutama dicirkan oleh sifat cepat tumbuh dan
kelangsungan hidup yang tinggi pada lingkungan budidaya tertentu. Seleksi juga
bertujuan untuk memperoleh bibit yang unggul. Dalam usaha budidaya ikan secara
intensif dibuthkan benih dan induk yang tertentu. Induk yang bermutu akan
menghasilkan benih ikan yang bermutu juga. Untuk meningkatkam mutu induk yang
digunakan harus dilakukan seleksi terlebih dahulu. Disini seleksi bertujuan
sebagai pemurniaan genettik. Oleh karena itu, dengan melakukan seleksi ikan
yang benar maka akan dapat memperbaiki genetik ikan itu sehingga dapat
melakukan pemuliaan ikan. Tujuan dari pemuliaan ikan tersebut adalah untuk
menghasilkan benih yang unggul yang diperoleh dari hasil seleksi agar dapat
meningkatkan produktivitas. Seleski pada ikan hias bertujuan untuk mendapatkan
strain varietas baru dengan warna atau pigmentasi dan bentuk tubuh yang
menarik. Hal ini sudah dapat dilakukan terhadap jenis-jenis ikan yang sudah
umum dibudidayakan. Seleksi yang berbahaya yang banyak dilakukan adalah
terhadap jenis yang dibiakkan dengan rangsangan hormone seperti teknik
hipofisasi, seperti pada jenis ikan dengan induk mencapai ukuran besar seperti
ikan Koan (78 kg), Mola (74 kg) dan Jambal Siam. Untuk menghambat hormone yang
memudahkan penanganan maka induk-induk yang dipilih berukuran kecil (2-3
kg/ekor), cara ini jelas tidak benar karena induk-induk akan menghasilkan benih
yang pertumbuhannya lambat (Hardjamulia, 1988).
Pada
percobaan seleksi yang akan dilakukan, ikan yang digunakan sebagai sampel
adalah ikan guppy. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan tempat
pemeliharaan ikan, wadah pemeliharaan berupa aquarium. Aquarium yang telah
dibersihkan kemudiaan diisi dengan air bersih dan diberi aerasi. Masing-masing
dari setiap kelompok mengukur panjang total dan berat ikan guppy sebanyak 40
ekor. Ikan guppy yang telah diukur panjang total da beratnya kemudiaan ditebar
pada wadah pemeilharaan dengan hati-hati. Masing-masing dari setiap kelompok
kemudian mementukan jadwal pemberiaan pakan dan waktu penyifonan. Pemeberiaan
pakan dapat dilakukan pada pagi dan sore hari dan pakan yang diberikan berupa
pakan D0 yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Ikan guppy tersebut dipelihara
selama 3 minggu. Air aquarium yang
terlalu keruh bisa disifon maupun dilakukan pergantian air. Setelah 3 minggu
masa pemeliharaan, ikan guppy kemudian dipanen dan diukur kembali panjang total
dan berat ikan guppy.
Berdasarkan
hasil uji yang telah dilakukan pada seleksi ikan guppy, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa secara keseluruhan ikan guppy mengalami kenaikan bobot tuuh
dan panjang total. Secara garis besar, teknik seleksi yang digunakan pada
percobaan ini merupakan teknik seleksi secara massal, dimana hasil pemijahan
yang mempunyai keunggulan fisik seperti warna yang sesuai dengan induk dipilih
sebagai sampel benih yang unggul. Seleksi missal lebih ditekankan pada jenis
ikan hias air tawar, sementara untuk ikan konsumsi seleksi yang umum dipakai
adalah seleksi individu.
Data
awal pada kelompok I menunjukkan pola pertumbuhan yang tergolong baik dimana
pada awal pengukuran total panjang dan berat ikan guppy memiliki nilai L
tertinggi yaitu 3,2 cm meningkat menjadi 4,5 cm dengan jumlah rata-rata awal
yaitu 2,64 cm meningkat 3,9 cm. Sementara untuk nilai W awal adalah 0,48 gr
sama dengan nilai W akhir dengan rata-rata peningkatan nilai W 0,302 gr menjadi
0,338 gr. Nilai L dan W terendah yaitu 25 cm 0,19 gr menigkat 3,5 cm dan 0,2
gr.
Data
awal pada kelompok II menunjukkan pola pertumbuhan yang kurang baik dimana data
awal dan data akhir menunjukkan data yang sama, yaitu rata-rata awal nilai L
adalah 2,81 cm meningkat 2,92 cm dan rata-rata nilai W adalah 0,317 gr menjadi
0,517 gr. Pada kelompok ini setiap individu lebih menunjukkan pola pertumbuhan
terhadap peningkatan jumlah biomassa, sedangkan untuk pertumbuhan panjang tubuh
meningkat secara perlahan/tidak pesat.
Data
awal pada kelompok III tergolong baik dimana pola pertumbuhan menunjukkan
keseragaman antara pertumbuhan nilai L dan nilai W. Nilai L 3,5 cm meningkat 4
cm dan nilai W memiliki nilai rata-rata 0,281 gr menjadi 0,55 gr. Nilai W
tertinggi pada awal adalah 3,5 cm dan pada akhir 4 cm , seddangkan untuk nilai
W awal adalah 0,43 gr dan akhir 0,8 gr. Peningkatan yang tergolong tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok lain.
Data
awal pada kelompok IV dan V tergolong cukup baik dimana terjadi pola
pertumbuhan yang baik akan tetapi pertumbuhan yang dimaksud tidak dalam kondisi
yang pesat. Data awal pada kelompok IV memiliki nilai L 3,5 cm meningkat 4 cm
pada data akhir. Sedangkan untuk nilai W awal adalah 0,45 gr meningkat menjadi
0,57 gr pada data akhir. Dengan rata-rata peningkatan W awal 0,281 gr menjadi
0,55 gr dan rata-rata nilai L 2,9 cm meningkat 3,21 cm. Pada kelompok V, data
awal untuk rata-rata nilai W adalah 0,323 gr meningkat 0,421 gr dan rata-rata
untuk nilai L yaitu 2,9 cm meningkat 3,42 cm, dengan W tertinggi 0,45 gr
menjadi 0,69 gr dan nilai W terendah 0,21 gr menjadi 0,23 gr.
F.
KESIMPULAN
-
Seleksi dalam budidaya dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa teknik seleksi yaitu seleksi individu/massa,
seleksi missal, seleksi alamiah maupun dengan seleksi famili. Seleksi pada
individu/populasi dengan tujuan mendapatkan individu yang sesuai dengan
kebutuhan, sama dengan karakter induk merupakan seleksi yang umum digunakan
dalam seleksi ikan hias.
-
Kebutuhan suatu seleksi dalam budidaya
tergantung dari apa yang diinginkan oleh breeder, permintaan pasar dan jenis
ikan yang akan diseleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Alawi,
H., Nuraini dan Sukendi., 2006. Genetika dan Pemulian Ikan. Universitas Riau
Press, Pekanbaru.
Hardjamulia, A. 1998. Penyediaaan Induk Untuk Usaha Pembenihan
Ikan Budidaya Air Tawar. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor
Kirpichnikov,
V.S. 1981. Genetic Bases of Fish Selection.
Springer-Verlag. Heiderbergerman. Berlin
Prihartono, R. E. 2004. Permasalahan Gurami dan
Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta
Sutisna,
D. H dan Sutarmanto, R. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta
Tave, D. 1995. Selective Breeding Programmes for Medium-Sized Fish
Farmer. Food and Agricultural Organization. Urania Unlimited Coos Bay, Oregon
USA, pp.352
Tidak ada komentar:
Posting Komentar