Minggu, 05 Januari 2014

SELEKSI

SELEKSI
AHMAD HUSEIN
11/313633/PN/12327
A.    TUJUAN
-          Mendapatkan indukan yang berkualitas dalam pemijahan
-          Memperoleh bibit unggul
-          Pemurniaan spesies untuk memperbaiki sifat yang terukur
-          Mendapatkan ikan yang bagus untuk dipasarkan (ikan hias)
-          Mendapatkan fenotif yang diharapkan
B.     ALAT DAN BAHAN
Alat                                               Bahan
-          Aquarium                                - ikan Guppy
-          Penggaris                                 - pakan D0
-          Timbangan
-          Selang
-          Aerasi
-          seser
C.    CARA KERJA
Disiapkan tempat pemeliharaan ikan guppy
Diukur panjang dan total berat ikan guppy, @10 ekor/aquarium
Diisi tempat pemeliharaan dengan ikan guppy, @40 ekor/aquarium
Ditentukan jadual pemberiaan pakan dan penyifonan
Dipelihara ikan selama 3 minggu
Diukur panjang dan berat total ikan guppy, @10 ekor/aquarium saat panen


D.    HASIL PENGAMATAN
Data tebar awal
kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
No
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
1
2
0.31
3.2
0.29
2.5
0.32
3
0.22
3
0.48
2
2.5
0.38
3
0.53
3
0.27
3.5
0.45
3.5
0.35
3
2.2
0.19
3.1
0.31
3.5
0.38
2.5
0.23
3.5
0.36
4
2.9
0.24
3
0.24
3
0.43
3
0.21
3.5
0.46
5
3
0.48
3
0.27
3
0.33
3
0.28
2
0.22
6
2.5
0.26
2.5
0.3
2.5
0.21
3
0.2
2.5
0.34
7
3.2
0.39
2.8
0.26
3
0.25
3
0.21
2.5
0.29
8
2.5
0.23
2.2
0.19
3.3
0.33
3.5
0.43
2
0.21
9
2.6
0.23
3
0.52
3
0.18
3
0.25
3
0.23
10
3
0.31
2.3
0.26
2
0.11
1.5
0.13
3.5
0.29
Jumlah
26.4
3.02
28.1
3.17
28.8
2.81
29
2.61
29
3.23
Tertinggi
3.2
0.48
3.2
0.53
3.5
0.43
3.5
0.45
3.4
0.48
terendah
2
0.19
2.2
0.19
2
0.11
1.5
0.13
2
0.21
Rata-rata
2.64
0.302
2.81
0.317
2.88
0.281
2.9
0.261
2.9
0.323
Tabel 1: Data panjang berat penebaran awal

Data panen
kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
No
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
L(cm)
W(gr)
1
3.5
0.3
3.5
0.82
3.5
0.6
2.5
0.17
3
0.42
2
3.5
0.35
3.7
0.72
4
0.7
3.5
0.3
3
0.32
3
3.5
0.35
2.3
0.17
3.5
0.68
3.6
0.39
4
0.37
4
4.5
0.43
2.2
0.37
4
0.8
3
0.23
3.5
0.55
5
4.5
0.38
4
0.93
4
0.43
2.5
0.29
3.3
0.69
6
4
0.35
2.5
0.47
3.5
0.31
4
0.51
3.1
0.28
7
4.5
0.48
3
0.37
4
0.58
3.5
0.57
3.5
0.31
8
3.5
0.23
3
0.68
3
0.72
3.5
0.37
3.8
0.55
9
4
0.31
2.5
0.32
3.5
0.38
3
0.3
3.5
0.23
10
3.5
0.2
2.5
0.32
3.5
0.3
3
0.21
3.5
0.49
Jumlah
39
3.38
29.2
5.17
36.5
5.5
32.1
3.34
34.2
4.21
Tertinggi
4.5
0.48
4
0.93
4
0.8
4
0.57
4
0.69
terendah
3.4
0.2
2.2
0.17
3
0.3
2.5
0.17
3
0.23
Rata-rata
3.9
0.338
2.92
0.517
3.65
0.55
3.21
0.334
3.42
0.421
Tabel II: Data panjang berat pemanenan


E.     PEMBAHASAN
Seleksi merupakan suatu teknik pemuliaan ikan secara klasik untuk memperbaiki sifat yang terukur. Prinsip dasar dari seleksi ini adalah mengeksploitasi sifat additive dari alel-alel pada semua lokus yang mengontrol sifat terukur untuk memperbaiki suatu strain ikan (Kirpichinkov, 1981). Jadi, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seleksi merupakan suatu usaha pemilihan individu dari populasi yang bertujuan untuk mendapatkan beberapa hal yang baik.
Menurut Prihartono (2004), ada tiga teknik seleksi yang umum dilakukan oleh pembudidaya untuk memperoleh induk dan benih yang unggul. Yaitu sebagai berikut :
a.       Seleksi individu
Seleksi individu yaitu seleksi yang dilakukan secara individu atau perekor. Selanjutnya dipilih benih yang terbaik yaitu yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan standard dan yang telah dibakukan seperti tidak cacat fisik dan yang mempunyai sifat-sifat unggul. Sebagai contohn ikan Nila Anjani yang merupakan hasil seleksi individu di Balai Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Aik Mel, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Ikan Nila Merah yang merupakan hasil seleksi individu di Unit Kerja Budidaya Air Tawar Cangkringan, Balai Teknologi Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
b.      Seleksi alamiah
Seleksi alamiah merupakan seleksi yang secara kebetulan yaitu benih yang dijadikan induk diperoleh dari induk-induk yang tidak jelas tapi mempunyai keunggulan yang sesuai dengan standar baku. Contohnya Lobster air tawar.
c.       Seleksi massal
Seleksi missal yaitu seleksi yang merupakan hasil pemijahan berbagai jenis induk yang dimiliki. Seleksi yang dilakukan yaitu memilih benih hasil pemijahan yang mempunyai keunggulan fisik seperti warna yang sesuai dengan induk, tubuh ikan tidak cacat dan mempunyai sifat unggul dari induknya. Seleksi ini mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan banyak kolam untuk melakukannya.
Sutisna dan Sutarmanto (1996) menambahkan seleksi famili sebagai salah satu teknik dalam seleksi. Seleksi ini dilakukan untuk memperoleh beberapa famili yang merupakan keturunan dari pasangan-pasangan induk atau kelompok pasangan dalam jumlah kecil yang merupakan hasil terbaik dari sifat-sifat yang dikehendaki. Menurut Kirpichinkov (1991) mengemukakan bahwa cara seleksi dengan seleksi famili cukup efektif karena heretabilitsanya tinggi.
Pemuliaan ikan adalah ilmu terapan yang mempelajari bagaimana mengeksploitir komponen keanekaragaman yang dapat diturunkan dari induk keanaknya untuk mengubah populasi demu keuntungan manusia (Alawi, et al., 2006). Hal tersebut terbagi menjadi dua macam yaitu seleksi perkawinan dan seleksi persilangan. Seleksi perkawinan adalah program pengembangbiakan yang mencoba memperbaiki nilai perkembangbiakan suatu populasi dengan menyeleksi dan mengawinkan ikan yang unggul dengan harapan ikan yang terpilih akan mewariskan keunggulan mereka kepada keturunan. Tujuan dari seleksi perkawinan adalah untuk menigkatkan mutu dari keturunan suatu populasi yang sangat ditentukan oleh gen ikan tersebut (Tave, 1995). Seleksi persilangan adalah program pengembangbiakan suatu family dengan menyeleksi suatu populasi dari famili, tujuannya sama dengan seleksi perkawinan, hanya saja ikan yang diseleksi berdasarkan dari famili ikan yang akan diseleksi.
Tujuan dari seleksi adalah untuk mendapatkan unduk yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan cirri morfologi yang dikehendaki dan dapat diturunkan. Produktivitas yang tinggi ini terutama dicirkan oleh sifat cepat tumbuh dan kelangsungan hidup yang tinggi pada lingkungan budidaya tertentu. Seleksi juga bertujuan untuk memperoleh bibit yang unggul. Dalam usaha budidaya ikan secara intensif dibuthkan benih dan induk yang tertentu. Induk yang bermutu akan menghasilkan benih ikan yang bermutu juga. Untuk meningkatkam mutu induk yang digunakan harus dilakukan seleksi terlebih dahulu. Disini seleksi bertujuan sebagai pemurniaan genettik. Oleh karena itu, dengan melakukan seleksi ikan yang benar maka akan dapat memperbaiki genetik ikan itu sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan. Tujuan dari pemuliaan ikan tersebut adalah untuk menghasilkan benih yang unggul yang diperoleh dari hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas. Seleski pada ikan hias bertujuan untuk mendapatkan strain varietas baru dengan warna atau pigmentasi dan bentuk tubuh yang menarik. Hal ini sudah dapat dilakukan terhadap jenis-jenis ikan yang sudah umum dibudidayakan. Seleksi yang berbahaya yang banyak dilakukan adalah terhadap jenis yang dibiakkan dengan rangsangan hormone seperti teknik hipofisasi, seperti pada jenis ikan dengan induk mencapai ukuran besar seperti ikan Koan (78 kg), Mola (74 kg) dan Jambal Siam. Untuk menghambat hormone yang memudahkan penanganan maka induk-induk yang dipilih berukuran kecil (2-3 kg/ekor), cara ini jelas tidak benar karena induk-induk akan menghasilkan benih yang pertumbuhannya lambat (Hardjamulia, 1988).
Pada percobaan seleksi yang akan dilakukan, ikan yang digunakan sebagai sampel adalah ikan guppy. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan tempat pemeliharaan ikan, wadah pemeliharaan berupa aquarium. Aquarium yang telah dibersihkan kemudiaan diisi dengan air bersih dan diberi aerasi. Masing-masing dari setiap kelompok mengukur panjang total dan berat ikan guppy sebanyak 40 ekor. Ikan guppy yang telah diukur panjang total da beratnya kemudiaan ditebar pada wadah pemeilharaan dengan hati-hati. Masing-masing dari setiap kelompok kemudian mementukan jadwal pemberiaan pakan dan waktu penyifonan. Pemeberiaan pakan dapat dilakukan pada pagi dan sore hari dan pakan yang diberikan berupa pakan D0 yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Ikan guppy tersebut dipelihara selama 3  minggu. Air aquarium yang terlalu keruh bisa disifon maupun dilakukan pergantian air. Setelah 3 minggu masa pemeliharaan, ikan guppy kemudian dipanen dan diukur kembali panjang total dan berat ikan guppy.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pada seleksi ikan guppy, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan ikan guppy mengalami kenaikan bobot tuuh dan panjang total. Secara garis besar, teknik seleksi yang digunakan pada percobaan ini merupakan teknik seleksi secara massal, dimana hasil pemijahan yang mempunyai keunggulan fisik seperti warna yang sesuai dengan induk dipilih sebagai sampel benih yang unggul. Seleksi missal lebih ditekankan pada jenis ikan hias air tawar, sementara untuk ikan konsumsi seleksi yang umum dipakai adalah seleksi individu.
Data awal pada kelompok I menunjukkan pola pertumbuhan yang tergolong baik dimana pada awal pengukuran total panjang dan berat ikan guppy memiliki nilai L tertinggi yaitu 3,2 cm meningkat menjadi 4,5 cm dengan jumlah rata-rata awal yaitu 2,64 cm meningkat 3,9 cm. Sementara untuk nilai W awal adalah 0,48 gr sama dengan nilai W akhir dengan rata-rata peningkatan nilai W 0,302 gr menjadi 0,338 gr. Nilai L dan W terendah yaitu 25 cm 0,19 gr menigkat 3,5 cm dan 0,2 gr.
Data awal pada kelompok II menunjukkan pola pertumbuhan yang kurang baik dimana data awal dan data akhir menunjukkan data yang sama, yaitu rata-rata awal nilai L adalah 2,81 cm meningkat 2,92 cm dan rata-rata nilai W adalah 0,317 gr menjadi 0,517 gr. Pada kelompok ini setiap individu lebih menunjukkan pola pertumbuhan terhadap peningkatan jumlah biomassa, sedangkan untuk pertumbuhan panjang tubuh meningkat secara perlahan/tidak pesat.
Data awal pada kelompok III tergolong baik dimana pola pertumbuhan menunjukkan keseragaman antara pertumbuhan nilai L dan nilai W. Nilai L 3,5 cm meningkat 4 cm dan nilai W memiliki nilai rata-rata 0,281 gr menjadi 0,55 gr. Nilai W tertinggi pada awal adalah 3,5 cm dan pada akhir 4 cm , seddangkan untuk nilai W awal adalah 0,43 gr dan akhir 0,8 gr. Peningkatan yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan kelompok lain.
Data awal pada kelompok IV dan V tergolong cukup baik dimana terjadi pola pertumbuhan yang baik akan tetapi pertumbuhan yang dimaksud tidak dalam kondisi yang pesat. Data awal pada kelompok IV memiliki nilai L 3,5 cm meningkat 4 cm pada data akhir. Sedangkan untuk nilai W awal adalah 0,45 gr meningkat menjadi 0,57 gr pada data akhir. Dengan rata-rata peningkatan W awal 0,281 gr menjadi 0,55 gr dan rata-rata nilai L 2,9 cm meningkat 3,21 cm. Pada kelompok V, data awal untuk rata-rata nilai W adalah 0,323 gr meningkat 0,421 gr dan rata-rata untuk nilai L yaitu 2,9 cm meningkat 3,42 cm, dengan W tertinggi 0,45 gr menjadi 0,69 gr dan nilai W terendah 0,21 gr menjadi 0,23 gr.

F.     KESIMPULAN
-          Seleksi dalam budidaya dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik seleksi yaitu seleksi individu/massa, seleksi missal, seleksi alamiah maupun dengan seleksi famili. Seleksi pada individu/populasi dengan tujuan mendapatkan individu yang sesuai dengan kebutuhan, sama dengan karakter induk merupakan seleksi yang umum digunakan dalam seleksi ikan hias.
-          Kebutuhan suatu seleksi dalam budidaya tergantung dari apa yang diinginkan oleh breeder, permintaan pasar dan jenis ikan yang akan diseleksi.







DAFTAR PUSTAKA
Alawi, H., Nuraini dan Sukendi., 2006. Genetika dan Pemulian Ikan. Universitas Riau Press, Pekanbaru.
Hardjamulia, A. 1998. Penyediaaan Induk Untuk Usaha Pembenihan Ikan Budidaya Air Tawar. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor
Kirpichnikov, V.S. 1981. Genetic Bases of Fish Selection. Springer-Verlag. Heiderbergerman. Berlin
Prihartono, R. E. 2004. Permasalahan Gurami dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta
Sutisna, D. H dan Sutarmanto, R. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta
Tave, D. 1995. Selective Breeding Programmes for Medium-Sized Fish Farmer. Food and Agricultural Organization. Urania Unlimited Coos Bay, Oregon USA, pp.352


Tidak ada komentar:

Posting Komentar